Agama Dan Masyarakat




Teror atau Terorisme selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasidan sabotaseumumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan.
Dijaman era globalisasi ini banyak isu terorisme yang mengatasnamakan agama terutama agama islam, yang sipresentasikan dalam istilah 'jihad' atau membela agama islam. Tapi pada kenyataannya banyak oknum yang salah menafsirkan apa yang tertulis di dalam AL-Quran atau sejarah islam untuk merekrut orang orang yang awam akan pengetahuan agama dengan daliih membela agama.
Memang pada jaman dahulu terjadi perang antar agama tapi pada kenyataannya dijaman sekarang korban yang tidak bersalah bahkan banyak yang satu agama menjadi korbannya. Sehingga akibatnya agama islam mendapatkan pandangan buruk di mata dunia. Disini saya tidak membela islam tapi saya mencoba menkaji apa yang saya lihat dan islam yang menjadi korban untuk para oknum tersebut.
Sebeneranya oknum tersebut ingin memecah belah sesama umat bahkan bisa memecah antar umat bergama dan bisa menyebabkan pertumpahan darah. Seperti hal yang terjadi oleh ISIS dan kelompok teroris Al Qaeda.
Indonesia yang notabennya dengan mayoritas muslim, sudah terkontaminasi oleh kedua kelompok terors tersebut. Maka dari itu untuk mencegah pencitraan yang buruk ketua PBNU mengeluarkan statment bahwa Islam mengutuk aksi kekerasan dan terorsisme atas nama agama.

Opini & Solusi
Opini saya adalah kita sebagai remaja harus bisa memilah setiap ajaran yang kita dapatkan dari siapapun itu. Janganlah langsung menerapkan dan jangan termakan omongannya, bisa jadi omongan yang kita dapatkan itu adalah kebohongan. Jadi kita sebagai generasi muda seharusnya sudah bisa memilah dan menyaring apa yang kita dengar dan dapatkan. 
Solusi nya sebenernya kita bisa mempelajari agama yang sebenarnya dan kita bisa menambah wawasan agar terhindar dari pencucian otak untuk menjadi terorisme yang mengatas namakan agama.


Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implementasi COBIT pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Dampak COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia